Ayo Buat Kompos Dari Sisa Olahan Dapur

Ayo Buat Kompos Dari Sisa Olahan Dapur

Dapur selalu menjadi sudut tersibuk di rumah. Dalam sehari bisa lebih dari dua kali ibu memasak, meracik makanan sehat demi keluarga.
Berbagai bahan makanan diolah untuk sajian lezat.

Tetapi tidak semua bahan termanfaatkan, pasti ada yang sisa.

Misalnya sayur kol, bagian yang tua dan rusak tidak dipakai dan disisihkan ke tempat sampah. Hanya bagian tersegar dan terbaiknya yang dipakai.

Manfaatkan sebagai kompos

Tentunya ibu tidak hanya menggunakan kol saja untuk memasak, masih ada bahan-bahan yang lain. Bawang merah, bawang putih, sayur hijau, jagung, daging dan aneka sayuran lain tidak boleh dilupakan.
Sisa sayuran yang tidak terpakai jangan dibuang langsung ke bak sampah.

Manfaatkan sebagai kompos.

Untuk membuat kompos tidaklah susah.

  • Berbagai bahan organik sisa dapur dikumpulkan jadi satu
  • Siapkan ember atau pot
  • Letakkan sampah ini ke dalam ember atau pot
  • Kemudian tutup dengan tanah dan diamkan sebulan dua bulan.

Itu saja kok, mudah kan bu?

Jika embernya besar, setelah tutupan sampah pertama, letakkan lagi sampah berikutnya dan tutup lagi dengan tanah. Lakukan sampai ember penuh. Dua minggu setelah ember penuh, aduk sampah agar kita tahu sudah sampai dimana perkembangan komposnya.

Setelah diaduk, tutup lagi dengan tanah di atasnya untuk mencegah bau keluar. Kemudian cek lagi setelah dua minggu dan aduk. Jika sampahnya sudah hancur, teksturnya sama dengan tanah, bisa dikumpulkan ke wadah penampung atau langsung diaplikasikan ke tanaman di kebun rumah.

Nah…
Hemat pupuk kan?

Mengurangi beban tempat penampungan sampah akhir

Manfaat tambahan jika mau mengolah sampah organik dari rumah adalah mengurangi beban tempat penampungan sampah akhir (TPA). Bayangkan jika semua rumah tangga mengolah sampah organiknya, berapa banyak kiriman sampah yang bisa dikurangi?

Beban bumi pun berkurang.

Kegiatan berkompos harus digalakkan dan digaungkan terus menerus ke segenap penjuru Indonesia, bahkan dunia. Kitalah yang diuntungkan, lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat. Selain itu ada stok kompos untuk menyuburkan tanaman di rumah.

Sampah non-organik juga dikumpulkan

Sampah organik pengolahannya sangat mudah karena bisa dijadikan kompos dalam waktu relatif singkat. Sebulan dua bulan sudah berbaur dengan tanah.

Tetapi sampah non-organik berbeda.

Plastik contohnya.

Bagaimana mengolahnya?
Sampah plastik dikumpulkan menjadi satu, misalnya botol dikumpulkan sesama botol. Bila perlu, lepas label dan tutupnya. Sehingga botol polos tanpa tutup dan label dijadikan satu, tutup dikumpulkan dengan tutup dan label digabung dengan label lain.

Harga jualnya jauh lebih tinggi dibandingkan kumpulan botol yang masih berlabel dan ada tutupnya.

Bagaimana dengan tas kresek?
Kumpulkan juga ke dalam satu wadah. Sudah ada kok yang menerimanya. Pokoknya kumpulkan berbagai plastik sesuai dengan jenisnya.

Daripada dibuang langsung ke tempat sampah, lebih baik plastik dikumpulkan, bisa dijual dan mendatangkan pemasukan. Walaupun sedikit, tidak masalah. Tujuan utamanya adalah menyelamatkan bumi dari sampah, sehingga kualitas hidup kita terangkat ke level lebih tinggi.

Ayo selamatkan bumi

Bumi menjadi penyokong utama kehidupan manusia. Jika rusak, kitalah yang susah. Kerusakan yang mulai terasa adalah pencemaran. Salah satu penyebabnya pembuangan sampah yang sembarangan. Tanah, air dan udara kotor akibat tindakan ceroboh ini.

Mengikuti perkembangan berita terkini, sudah ditemukan partikel-partikel plastik dari ikan yang ditangkap di laut. Ikan ini dikonsumi manusia dan menyebabkan gangguan kesehatan. Nah, akibatnya merembet kemana-mana kan?

Mau memakan ikan seperti itu?
Tentu tidak.

Berbagai sampah yang dibuang di tanah lambat laun sampai ke laut, baik itu karena hujan ataupun terhanyut sungai.

Tanah juga ikut menderita. Berbagai zat merugikan yang dihasilkan sampah masuk ke dalamnya. Bahkan bisa mencemari air sumur yang dikonsumi masyarakat.
Dampaknya manusia lagi yang menerima.

Kalau pernah lewat di sekitar tempat pembuangan sampah umum, baunya gimana? Menyengat kan? Itulah yang dirasakan warga sekitar sehari-hari.
Sampah dari berbagai tempat ditampung di sana dan akhirnya mengganggu kenyamanan hidup mereka.

Memang benar, apa yang kita tabur itu yang dituai.
Membuang sampah sembarangan, sampahnya balik menyerang kita.

Jadi, sudah saatnya kita bergerak. Mengolah sampah agar lingkungan lebih bersih, asri dan sehat. Sampah organik dijadikan kompos dan non-organik dipilah untuk diolah lagi.
Akhirnya bumi lebih indah, sehat dan nyaman bagi semua makhluk.

Leave a Reply

Your email address will not be published.